Kamis, 30 Januari 2014

PULANGLAH KE RUMAHMU

Aku punya rumah.Saat aku keluar rumah untuk bekerja, rekreasi, menjenguk teman /kerabat sakit,silaturahmi dan lain sebagainya, aku juga akan kembali ke rumahku.Jika aku kembali bukan ke rumahku, itu berarti aku tidak sadar atau tidak waras.Masak aku pulang ke rumah teman.Bisa juga diartikan kesasar( bahasa Jawa=salah arah).

Bagaimanapun juga aku pasti akan kembali ke rumahku. Siapapun orangnya , berasal dari manapun, semua pasti ingin kembali ke rumah tanah kelahirannya. Mereka seakan rindu akan kampung halaman dan rumahnya.

Bagaikan rindu surga dunia.Dimana aku dibesarkan, mengenang keluarga, mendambakan kedamaian.

Aku berusaha menghafal dan melakukan( bertindak ) untuk menuju rumahku setiap aku kembali dari aktivitas keluar rumah.

Memang jika setiap kali melakukan minimal akan tahu juga tempat tinggal rumah kita seiring dengan bertambahnya intensitas kita dalam berfikir dan kedewasaan kita.

Konkritnya seperti ini,
Jika masa anak-anak, perlu proses belajar dan bertindak apabila keluar rumah yang dekat-dekat saja.
Seiring bertambahnya usia dan berfikir, akhirnya bisa ketemu juga tempat tinggal rumahnya, walaupun melewati jalan yang rumit dan jauh.

Bagaimana dengan kita, sudahkan kita tahu akan kembali kemana kita nanti?
Sudah tahukah rumah kita sesungguhnya?

Binatang Ternak (Al-'An`ām):62 - Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat Perhitungan yang paling cepat.

Orang yg Beriman (Ghāfir):43 - Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.

Nah, sebenarnya kita akan kembali ke asal kita.Jasad kembali ke tanah, jiwa dan ruh kita akan kembali kepada Allah seperti ayat tersebut di atas.

Peta kesana, bisa dilihat pada artikel ( Alloh maha luas dan tanda adanya Alloh"ayat-ayat Alloh di www.mudjislamet77. wordpress. com) juga pada artikel (bersandar pada siapa ? diwww.raikano.weebly.com).

Semoga kita senantiasa dituntun menuju rumah kita yang sesungguhnya. Aamiin

Taman surgawi, Mojokerto
Muyaslana's family

Rabu, 22 Januari 2014

BERSYUKURLAH

Bahagia itu ternyata ada pada kita.Tuhan telah memberikannya untuk kita semua, dan kisah motivasi ini semoga menginspirasi kita semua untuk selalu bersyukur akan nikmat Tuhan yang telah dicurahkan bagi kita semua.

Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu dengan orang-orang untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku catatan dan mesin hitungnya. Menjelang tidur, dia masih memikirkan rencana kerja untuk keesokan harinya. Begitu hari-hari berlalu.

Suatu pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba-tiba dia kaget saat menyadari rambutnya mulai menipis dan berwarna abu-abu. “Akh… Aku sudah menua. Setiap hari aku bekerja, telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Ke mana saja aku selama ini?”
Setelah menimbang, si pedagang memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya dan melihat kehidupan di luar sana. Dia berpakaian layaknya masyarakat biasa dan membaur ke tempat keramaian.

“Duh, hidup begitu susah, begitu tidak adil! Kita telah bekerja dari pagi hingga sore, tetapi tetap saja miskin dan kurang,” terdengar sebagian penduduk berkeluh kesah.
Di tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya; walaupun harta berkecukupan, tetapi tampak sedang sibuk berkata-kata kotor dan memaki dengan garang. Tampaknya dia juga tidak bahagia.

Si pedagang meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi sebuah hutan. Saat dia berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba-tiba telinganya menangkap gerak langkah seseorang dan teriakan lantang, “Huah! Tuhan, terima kasih. Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku dengan baik. Hari ini aku telah pula makan dengan kenyang dan nikmat. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menyertaiku dalam setiap langkahku. Dan sekarang, saatnya hambamu hendak beristirahat.”

Setelah tertegun beberapa saat dan menyimak suara lantang itu, si pedagang bergegas mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju lusuh telentang di rerumputan. Matanya terpejam. Wajahnya begitu bersahaja.
Mendengar suara di sekitarnya, dia terbangun. Dengan tersenyum dia menyapa ramah, “Hai, Pak Tua. Silahkan beristirahat di sini.”
“Terima kasih, Anak Muda. Boleh bapak bertanya?” tanya si pedagang.
“Silakan.”
“Apakah kerjamu setiap hari seperti ini?”
“Tidak, Pak Tua. Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu, asalkan setiap hari aku bisa bekerja dengan sebaik2nya dan pastinya aku tidak harus mengerjakan hal sama setiap hari. Aku senang, orang yang kubantu senang, orang yang membantuku juga senang, pasti Tuhan juga senang di atas sana. Ya kan? Dan akhirnya, aku perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberiannya ini”.

Teman-teman yang luar biasa,
Kenyataan di kehidupan ini, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan sebesar apapun tidak menjamin rasa bahagia.

Bisa kita baca kisah hidup seorang maha bintang Michael Jackson, yang berhutang di antara kelimpahan kekayaannya. Dia hidup menyendiri dan kesepian di tengah keramaian penggemarnya; tidak bahagia di tengah hiruk pikuk bumi yang diperjuangkannya.
Entah seberapa kontroversial kehidupan Michael Jackson. Tetapi, yah… setidaknya, dia telah berusaha berbuat yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lainnya.

Mari, jangan sampai kita menjadi budaknya materi. Mampu bersyukur merupakan kebutuhan manusia. Mari kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia-manusia lainnya. Sehingga, kita senantiasa bisa menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan bahagia.

Dengan bersyukur, Tuhan akan menambah kenikmatan- kenikmatan yang lain.

Nabi Ibrahim ('Ibrāhīm):7 - Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".


Semoga bermanfaat

Taman surgawi, mojokerto
muyaslana's family