Awal mula sekolah si Ano terlihat girang bermain karena banyak mainan di sekolah.Maklumlah dia memang anak-anak.
Satu hari, dua hari, satu minggu, dua minggu, biasa saja ia bersekolah.Iapun tidak terpengaruh oleh temannya yang merengek minta ditemanin ibunya.Sebagai orang tua hal itu menjadikan kebanggaan karena anaknya mandiri dan tidak cengeng.
Tiga minggu berikutnya, ada perubahan pada si Ano.Bel berbunyi tanda masuk kelas.Si Ano merengek menangis minta ditemani ibunya. Apalagi ada temannya yang juga menangis, hingga kencang menangisnya. Ibunyapun jengkel akan kejadian itu.Hal itu berulang hingga empat hari.
Ibunya tak menyadari dan tak ingat akan sesuatu yang pernah ia perbuat terhadap si Ano.Ternyata ibunya telah menanamkan ke otak si Ano, bahwa ada satu guru yang menakutkan. Begitu si Ano menjengkelkan , ibunya selalu pasang aksi, " baju kamu aku kemasi tak kasihkan bu Nina ,!!"
Si Ano pun takut." Jangan ma! "Si Ano pun diam dengan ancaman ibunya. Ibunyapun gembira dengan jurus yang ia lakukan.Berulang-ulang itu dilakukan.
Bel berbunyi, tanda masuk kelas, si Ano mulai menangis, minta ditemani ibunya lagi. Otaknya teringat akan ucapan ibunya. Ia takut kalau-kalau nanti digendong bu Nina.Apalagi bu Nina orangnya gemuk, besar, serem.Citra bu Nina buruk dimata si Ano.
Akhirnya si Ano pun berubah dan mandiri mau masuk kelas sendiri, tanpa ditemani ibunya. Hal itu terjadi tatkala ibunya menyadari akan kekeliruan yang diperbuatnya terhadap si Ano. Ibunya mengembalikan citra yang baik terhadap bu guru Nina.