Senin, 12 Januari 2015

UNGKAPAN JIWA

Jiwa ini tahu itu baik atau buruk, tapi mengapa masih saja keburukan lebih dominan.
Jiwa ini tahu hal itu membuat sedih atau bahagia, namun kesedihan kerap melekat.
Jiwa ini paham bahwa tersenyum itu berpahala, menyehatkan bahkan hatipun bahagia, akan tetapi tersenyum seakan mahal harganya.
Jiwa ini tahu bahwa semua yang dianjurkan Allah dan Rasul-Nya benar-benar membawa keberuntungan, akan tetapi masih saja setengah- setengah dalam mengerjakannya.

Ya Allah, ya Tuhanku
Jika ini memang proses hidup yang perlu dijalani, apa boleh buat, aku hanya ikhlas apa yang Engkau Kehendaki.

Namun, Engkau memberikan bekal akal untukku, untuk berpikir apapun yang tergelar.Dengan akal pikiran itu aku yang selama ini mengutamakan egoku, merasa sombong, merasa diatas yang lain, sehingga cahaya murni dari-Mu tertutupi.Perbuatan baikpun berubah menjadi perbuatan jelek.

Tuntunan, arahan, ilham, petunjuk-Mu yang bisa mencerahkan jiwa ini aku sangat butuhkan, untuk bekal , pedoman hidup di dalam dunia ini, alam kubur juga alam akhirat.


Cahaya itu adalah yang bisa membuat jiwa ini tenang selalu sampai kapanpun.

Guruh (Ar-Ra`d):28 - (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Ayat itulah ternyata sebagi panduan jiwa ini agar menjadi tenang dan tentram.

Akan tetapi, aku mohon Kuasa-Mu, aku mohon Kehendak-Mu dan aku mohon Ridho-Mu , ya Allah Penguasa jiwa ini, agar dalam mengingat-Mu , Engkau sudi sertakan kesadaran ini benar-benar sadar sesadar-sadarnya, bahwa Engkau jelas menyertaiku serta jiwa ini.

Aku tidak bisa mengingat-Mu jika Engkau tidak mengingatkan aku untuk mengingat-Mu.

Ya Allah, ajari aku untuk mengingat-Mu, bersyukur atas karunia-Mu dan khusyu dalam beribadah.

Aamin ya robbal aalamin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar