Selasa, 25 November 2014

MAKAN BERSAMA ( mubadzir )

Ada kebiasaan yang melekat pada mereka ketika makan bersama.Hal itu sejak dahulu, saat ini atau mungkin masa yang akan datang.

Ialah makan bersama dengan satu wadah.Saat kenduri dengan menu yang sama.Atau pada saat jam istirahat dengan menu berbeda karena memang bekal yang dibawanya berbeda satu dengan yang lainnya.


Dari makan bersama dengan satu wadah, tiap individu ternyata hanya makan didepannya saja.Akhirnya makanan yang ditengah tidak terjamah, tidak termakan.Masuk sampah jadinya, mubadzir.Itupun berlaku menu sama ataupun berbeda.

Mereka mengklaim," aku sudah kenyang, aku sudah makan banyak tadi, kamu yang masih sedikit, " menyalahkan temannya.


Ada satu kejadian dimana memang tabiat tiap orang berbeda.

Ada yang mengambil lauk, atau makanan bawaan teman saat makan bersama dalam satu meja, bukan mencuri lho? Karena hal ini terlihat oleh si pemilik makanan yang terambil.

Mereka pikir satu meja, satu wadah bebas ambil, milikku ya milikmu, milikmu ya milikku.

Tidakkah kalian pahami bahwa hati siapa yang tahu.

Pemilik makananpun bisa juga jengkel ataupun bisa juga kecewa.

Aduh,aku saja belum kucicipi, kok sudah diambil," gumam dalam hati.

Pernah ada juga yang memang kebiasaannya, setiap kali makan, lauknya dimakan belakangan," ( jadi ingat waktu kecil dulu...) E... malah lauknya dimakan teman, pikirnya tidak mau makan lauknya..

Aduuuh...???? Kasian tu orang


Menu makanan posisi tengah yang tidak termakan itu, sejatinya mereka-mereka ini tidak menghendaki makan bersama.Terlalu dipaksakan memang.Mereka yang notabene jijik dengan tangan-tangan yang makan dalam satu meja atau satu wadah .

Sungguh ironis...

Lagi-lagi dengan dalih kebersamaan.

Jika tidak makan bersama, dibilang nggak kompak, nggak rukun, nggak mau bersama atau masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang bisa menyudutkan orang lain.


Nyatanya, dengan makan bersama dengan model ini,malah membuat satu dengan yang lainnya tidak nyaman.


So...

Semua tergantung pada kalian masing-masing.


Semoga bermanfaat, aamiin

Taman surgawi, Mojokerto

Muyaslana's family

Tidak ada komentar:

Posting Komentar