Senin, 03 November 2014

MAKAN BERSAMA

Sebagai manusia, interaksi sosial memang sangat dibutuhkan agar terjalin suatu hubungan yang baik dengan sesama.

Di dunia kerja, ada suatu kebiasaan yang biasa dilakukan secara bersama.
MAKAN BERSAMA
Pada jam istirahat, biasanya "makan bersama" dilakukan para pekerja.Baik memang, juga menambah jalinan kekeluargaan antar teman.

Ada sisi lain yang mana " makan bersama" ini menjadi awal suatu masalah baru tentang pribadi individu, juga keluarganya.
Maksudnya dengan " makan bersama"  antar pekerja bisa tahu akan pribadi masing-masing, cara makannya, banyak sedikitnya makanan yang dimakan, menu makanan yang dimakan, atau masih banyak lagi yang menjadi pokok pembicaraan dari para pekerja.Apalagi para pekerja berasal dari beberapa karakter.

Beda lagi jika " makan bersama" para santri pondok yang notabene di ajari untuk menerima dengan ikhlas makanan yang tersaji , saling menghargai juga tidak suuzdon dengan sesama.Akan tetapi itupun tidak 100% berhasil, tinggal manusianya.Di pondok biasanya menu makanannya sama dimakan secara bersama-sama.

Oh sungguh menyenangkan.Saya bilang menyenangkan karena waktu itu saya merasakan sendiri bersama teman-teman KKN ( Kerja Kuliah Nyata ) di suatu desa di Dlanggu , Kabupaten Mojokerto.

Saat itu ada suatu jadual kegiatan berkunjung ke pondok pesantren menemui ulama pemilik sekaligus pengasuh pondok pesantren di desa itu.Beliau berbicara panjang lebar tentang kehidupan dan sekolah utamanya para mahasiswa.Setelah itu Beliau memberi saran agar saya juga teman-teman menemui santrinya yang dari Singapore.O, ternyata Dia adalah mantan anggota Dewan Singapore yang nyantri (= menuntut ilmu) di pondok tersebut.

Awal  bertemu dengan Beliau , Dia berbicara bahasa Indonesia yang kaku bercampur bahasa Inggris.

Kami dipersilahkan masuk ke kamar pondoknya dan menawarkan makan sore."eating", begitulah kira-kira Dia melontarkan tawaran makan.

Aku sontak jawab," yes,"....dengan cepat Dia memberi jempol kehadapanku,"good, good,!" Aku sempat kaget juga dibuatnya.

Dia sangat senang dengan sikap yang cekatan.Cara berjalanpun sangat cepat.MAKAN BERSAMA dalam satu wadah dengan menu yang sama.Nasi satupun tanpa tersisa, sungguh menghargai makanan yang tersaji.


Kembali ke pokok masalah diatas.Dari MAKAN BERSAMA itu, ada hal-hal yang bisa membuat rasa benci,rasa tidak suka jika makan bersebelahan.


"Ini silahkan, sambil menawarkan lauk kepada teman satu meja,".Temannyapun mengambilnya.Satu, dua hari..si penawar lauk merasa gerah jika bersebelahan dengan teman satu meja, e ...ternyata dia itu mau juga ya, dasar tak tau malu...emang istrinya masak itu-itu melulu...Apalagi ada yang tanpa permisi, main comot saja lauk temannya...Wah ini enak kali...ambil...

Ada juga yang cara makan sambil bersuara , akhirnya merasa jijik jika bersebelahan dengan temannya itu.


Inilah yang membuat jiwa tak tenang, karena makanan yang dimakannya ada yang tidak rela, tidak ridho kalau miliknya ada yang memakannya.Dan juga ada yang terganggu dengan ulah saat makan bersama.Lebih baik makan makanan sendiri dan tidak menjangkau makanan teman.Hal ini bisa membuat rasa syukur atas apa yang dibawanya.Semoga


Taman Surgawi, Mojokerto

Muyaslana's family


2 komentar: