BBM naik membuat sebagian orang merasa terbebani karena efeknya bisa membuat harga barang dan jasa ikut naik.
Ini adalah suatu pembelajaran bagi kita di dalam hidup di dunia ini.
Masihkah kita ngotot menolaknya?
Nasi sudah menjadi bubur.Pemerintah sudah ketok palu menaikkan BBM ( Bahan Bakar Minyak ).
Memang benar, dengan BBM naik, harga barang pokok ikut naik otomatis.Dengan kenaikan harga BBM ini, secara otomatis gaji PNS, Guru, Polisi, ABRI, dan Pegawai Swasta ikut naik dinaikkan juga.
Terus yang lain bagaimana?
Buruh tani, buruh bangunan, tukang pijat , tukang angkut barang di pasar, tukang becak bagaimana ?
Ya sama saja,...
Merekapun ikut menaikkan juga tarifnya ( gajinya dinaikkan sendiri dengan kesepakatan antar teman seprofesi maupun dengan pelanggannya.
Bagaimana dengan janda yang tidak mampu, tidak punya penghasilan?
Mereka-mereka ini ditanggung oleh Pemerintah, dimasukkan panti jompo.Kadang para janda ini dibekali oleh Tuhan bisa memijat, sehingga bisa dapat uang.Bahkan para tetangga yang kaya memperhatikan mereka ( Tuhan menggugah hati orang kaya untuk berbagi kepada yang miskin ).
Para tukang-tukang seperti di atas masih kurang?
Kalau dibilang kurang ya sama saja kurang dengan mereka yang punya penghasilan tetap.Ini terletak pada perasaan masing-masing individu.
Sebenarnya para tukang-tukang itu gaji bisa mendapatkan lebih pada suatu ketika.Saat yang lain mereka mendapat upah sedikit.Saat mendapatkan lebih itulah seharusnya untuk masa sulit.
Enak ngomong tok...?
Jangan marah dulu...
Kita ambil contoh tukang bangunan.Saat hari libur, jika ia mau dan tidak jual mahal, ia bisa mendapatkan tambahan uang.
E, ada tetangga yang minta bantuan memperbaiki rumah , biasanya tidak lama, setengah hari, atau bisa juga sampai sehari penuh.Dalam artian dia membuka diri dan tidak menutup diri.
Bagaimana mereka yang yang menjadi buruh tani dengan gaji sangat minim, di daerah pelosok?
Walaupun minim ternyata mereka tidak seperti yang kita bayangkan.Apa cukup mereka hidup? Jika disamakan dengan kita yang hidup di kota, jelas mereka kelabakan.Dengan upah minim, mereka ternyata sudah punya beras, tinggal lauk dan sayurnya.Sayur bisa ambil dikebun, di belakang rumah,sedang lauk kadang kala menjala di sungai, atau menyembelih ayam sendiri, karena mereka suka berternak.Mereka jika sudah makan, tidak jajan, seperti kita dikota, habis makan masih ingin martabak, terang bulan, jagung bakar, es oyen dan lain-lain.
Kalaupun ingin makan tambahan, biasanya mengambil ketela, singkong, jagung atau yang lain, dibakar , digoreng atau dikukus.Ya, serba alami dan murah bukan...?
Jadi sebenarnya terjadi mata rantai perekonomian kolosal.Inilah Mahakarya Sang Penguasa Jagad Raya.Dialah Sang skenario Tunggal di Alam Semesta ini.
Tidakkah kita mengimani Qadla dan Qadar dari Allah?
Ya, takdir baik dan buruk sebenarnya dari Allah.Kembalikannya hanya kepada-Nya.
Lhooo...???
Kenapa?
Sudah jangan berdebat.Jika masih berpikiran ini, itu , berarti diri ini masih di ombang-ambingkan instrument tubuh ini, yaitu otak , pikiran kita sendiri.
So, semua tergantung padamu teman...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar