Minggu, 30 November 2014

RESAH ??? BBM NAIK ???

BBM naik membuat sebagian orang merasa terbebani karena efeknya bisa membuat harga barang dan jasa ikut naik.

Ini adalah suatu pembelajaran bagi kita di dalam hidup di dunia ini.
Masihkah kita ngotot menolaknya?

Nasi sudah menjadi bubur.Pemerintah sudah ketok palu menaikkan BBM ( Bahan Bakar Minyak ).

Memang benar, dengan BBM naik, harga barang pokok ikut naik otomatis.Dengan kenaikan harga BBM ini, secara otomatis gaji PNS, Guru, Polisi, ABRI, dan Pegawai Swasta ikut naik dinaikkan juga.

Terus yang lain bagaimana?

Buruh tani, buruh bangunan, tukang pijat , tukang angkut barang di pasar, tukang becak bagaimana ?

Ya sama saja,...

Merekapun ikut menaikkan juga tarifnya ( gajinya dinaikkan sendiri dengan kesepakatan antar teman seprofesi maupun dengan pelanggannya.

Bagaimana dengan janda yang tidak mampu, tidak punya penghasilan?

Mereka-mereka ini ditanggung oleh Pemerintah, dimasukkan panti jompo.Kadang para janda ini dibekali oleh Tuhan bisa memijat, sehingga bisa dapat uang.Bahkan para tetangga yang kaya memperhatikan mereka ( Tuhan menggugah hati orang kaya untuk berbagi kepada yang miskin ).


Para tukang-tukang seperti di atas masih kurang?

Kalau dibilang kurang ya sama saja kurang dengan mereka yang punya penghasilan tetap.Ini terletak pada perasaan masing-masing individu.

Sebenarnya para tukang-tukang itu gaji bisa mendapatkan lebih pada suatu ketika.Saat yang lain mereka mendapat upah sedikit.Saat mendapatkan lebih itulah seharusnya untuk masa sulit.

Enak ngomong tok...?

Jangan marah dulu...

Kita ambil contoh tukang bangunan.Saat hari libur, jika ia mau dan tidak jual mahal, ia bisa mendapatkan tambahan uang.

E, ada tetangga yang minta bantuan memperbaiki rumah , biasanya tidak lama, setengah hari, atau bisa juga sampai sehari penuh.Dalam artian dia membuka diri dan tidak menutup diri.


Bagaimana mereka yang yang menjadi buruh tani dengan gaji sangat minim, di daerah pelosok?

Walaupun minim ternyata mereka tidak seperti yang kita bayangkan.Apa cukup mereka hidup? Jika disamakan dengan kita yang hidup di kota, jelas mereka kelabakan.Dengan upah minim, mereka ternyata sudah punya beras, tinggal lauk dan sayurnya.Sayur bisa ambil dikebun, di belakang rumah,sedang lauk kadang kala menjala di sungai, atau menyembelih ayam sendiri, karena mereka suka berternak.Mereka jika sudah makan, tidak jajan, seperti kita dikota, habis makan masih ingin martabak, terang bulan, jagung bakar, es oyen dan lain-lain.

Kalaupun ingin makan tambahan, biasanya mengambil ketela, singkong, jagung atau yang lain, dibakar , digoreng atau dikukus.Ya, serba alami dan murah bukan...?

Jadi sebenarnya terjadi mata rantai perekonomian kolosal.Inilah Mahakarya Sang Penguasa Jagad Raya.Dialah Sang skenario Tunggal di Alam Semesta ini.

Tidakkah kita mengimani Qadla dan Qadar dari Allah?

Ya, takdir baik dan buruk sebenarnya dari Allah.Kembalikannya hanya kepada-Nya.

Lhooo...???

Kenapa?

Sudah jangan berdebat.Jika masih berpikiran ini, itu , berarti diri ini masih di ombang-ambingkan instrument tubuh ini, yaitu otak , pikiran kita sendiri.

So, semua tergantung padamu teman...

Sabtu, 29 November 2014

PAHALA ????

Kita sering mendengar yang namanya pahala.Dalam benak kita yang terlintas adalah ganjaran, atau balasan dari Tuhan atas perbuatan kita yang baik.

Satu perbuatan baik akan dibalas 10 kebaikan.Bagaimana ini?
Ternyata Allah akan membalas satu perbuatan baik kita dengan kelipatan 10.Misalkan saja kita berbuat baik dengan membuang batu di jalan raya.Allah akan memberikan kita jalan kebaikan lagi sebanyak 10.Dimudahkan bisa membantu teman yang lagi terjatuh dari tangga waktu kerja, dibuat gembira oleh-Nya saat akan tidur, saat ban sepeda bocor, dimudahkan penyelesainnya.Dan masih banyak lagi kemudahan- kemudahan yang memang dibalas oleh Allah kepada mereka yang berbuat kebaikan.

Serta kebaikan dari balasan Allah berlipat lagi, akumulatif.Dari balasan Allah bisa membantu teman saat terjatuh dari tangga waktu kerja ( efek dari berbuat baik membuang batu di jalan raya), si penolong bisa mendapat teman yang baik dari yang teman yang tertolong  saat terjatuh tangga tadi.Efek dari membuang batu berbuah kebaikan, serta efek membantu teman jatuhpun berbuah lagi, sampai kita tak bisa menyadarinya jika itu memang efek dari berbuat baik.


Ini adalah suatu mata rantai kebaikan- kebaikan yang dilakukan mereka- mereka yang memang ingin berbuat baik.Tidak ikhlaspun dapat balasan dari Allah di dunia saja.Maksudnya kita berbuat baik, dengan tidak ikhlas dapat balasan juga dari mereka yang telah kita bantu atau dari orang lain.Karena memang membantu supaya dapat gantian membantu.

Beda lagi jika berbuat baik dengan ikhlas karena Allah, maka dunia dapat, akhirat dapat.Mendapat nikmat dunia karena diberi kemudahan-kemudahan, dipertemukan dengan orang-orang baik, diberikan kemudahan beribadah kepada Allah untuk bekal di akhirat.Allah akan membuat orang yang telah dibantunya menjadi teman yang gembira dan bersyukur, sehingga terjadi hubungan timbal balik yang tidak ada penghitungan, karena keikhlasan yang tercipta.


Semoga kita semua termasuk orang-orang yang berbuat kebaikan denga ikhlas karena apapun juga untuk berbuat kebaikan sejatinya karena Kuasa Allah, serta Kehendak Allah.Sehingga kemakmuran di bumi bisa terwujud...aamiin

Semoga


Taman surgawi, Mojokerto

Muyaslana's family.




Kamis, 27 November 2014

MAKAN BERSAMA ( dua ekor anjing ?? )

Secara fitrah, manusia memang bernafsu dan tergoda dengan menu makanan apalagi bervariasi, karena manusia adalah hayawanunnatiq ( hewan yang berakal ).Mereka selektif dalam memakannya.Dicuci dahulu, dimasak dulu dan bahkan dibuat manis dalam penyajiannya.

Lain dengan hewan yang tidak dianugerahi akal pikiran.Mereka langsung memakan makanan yang menjadi santapannya tanpa dicuci, tanpa dimasak juga tanpa diperhitungkan cara penyajiannya.


Dari tulisan sebelumnya, ada memang yang main comot saja makanan teman, tergoda penuh masakan temannya hingga ingin memakannya.Adalah lumrah dan sangat manusiawi.

Akan tetapi, apakah nafsu makan ini dibiarkan saja tanpa ada lampu merahnya? Hal terburuk adalah menyakiti, melukai hati teman ( baca lagi tulisan sebelumnya ).Dampak dari perilaku tersebut seperti tak tampak oleh mata, namun berdampak pada kematangan jiwa seseorang dalam mendewasakan diri.


Satu kisah nyata dan tergolong sangat lama kejadiannya.

Ada seorang ulama yang dirasa dalam dirinya ada sesuatu yang membuat dirinya tergoda dengan makanan selalu.Sudah makan, akan tetapi masih ingin lagi.

Suatu ketika untuk mengekang nafsu makannya yang begitu menggelora, Beliau berpuasa.Sebelum berbuka puasa, Beliau berpesan kepada istrinya agar tangan dan kakinya diikat.Beliau beranggapan , dengan berpuasa, sesuatu yang ada dalam dirinya bisa hilang dan berubah, namun masih saja sama.



Beliaupun bermunajat kepada Tuhannya.Ya Tuhan, sejatinya ada apa dengan diri hamba, ada siapakah dalam diri hamba ini.Tuhanpun menampakkannya.Dari dalam dirinya, keluarlah seekor anjing.O, ternyata anjing ini yang membuat aku seperti ini.

Dirinyapun merasa ada lagi yang lain dalam dirinya.Ya Tuhanku, sepertinya masih ada lagi dalam diri hamba ini.Nafsu makanku masih menggelora.Ditampakkannya lagi oleh-Nya, seekor anjing lagi keluar dari dalam dirinya.


Karena dua anjing itu adalah makhluk Tuhan juga yang diperuntukkan untuknya, maka Beliaupun menjaga, memelihara serta memberikannya makan setiap hari.


Berita inipun tersebar sampai kepada sang Raja (penguasa saat itu ).Tak pantaslah seorang ulama sampai memelihara dua ekor anjing.Apalagi Beliau adalah panutan masyarakat, panutan umat.


Dipanggillah sang ulama itu ke ISTANA untuk dihadapkan pada sang Raja.Apa benar kamu memelihara anjing ,"tanya sang Raja.

Benar sang Raja," jawab sang Ulama.

Andakan seorang ulama, panutan masyarakat, mengapa memelihara anjing.Anjing itu najis," timpal Sang Raja.

Wahai Sang Raja,," mana yang menurut Anda najis itu?," jawab Sang ulama.

Sang Rajapun turun dari singgasananya,Beliau menghampiri dua ekor anjing itu serta berusaha memegangnya.Akan tetapi tangannya tidak bisa menyentuh anjing itu ( anjing terlihat nyata, namun dipegang tak tersentuh ), malah tangan Sang Raja menyentuh karpet ( alas lantai ).

Manakah yang najis itu Yang Mulia Raja ?,"tanya Sang Ulama.Nah itulah yang najis itu, karpet itulah yang najis itu.

Wah orang ini bukan manusia biasa," pikir dalam benak Sang Raja.

Begini saja, agar tidak terjadi polemik, dua ekor anjing ini biar aku pelihara di istana, sementara aku ingin belajar dari Engkau," pinta Sang Raja.

Baiklah kalau begitu," Sang Ulama mengiyakan.


Dari kisah diatas, apakah kita sudah terbebas dari nafsu makan yang begitu menggelora ?

Sudahkah kita makan sewajarnya ?

Akankah masih ada " sesuatu " yang ada dalam diri ( seperti kisah diatas ) ?

Wallohu bisshowab..


Semoga bermanfaat, aamiin

Taman surgawi, Mojokerto

Muyaslana's family






Selasa, 25 November 2014

MAKAN BERSAMA ( mubadzir )

Ada kebiasaan yang melekat pada mereka ketika makan bersama.Hal itu sejak dahulu, saat ini atau mungkin masa yang akan datang.

Ialah makan bersama dengan satu wadah.Saat kenduri dengan menu yang sama.Atau pada saat jam istirahat dengan menu berbeda karena memang bekal yang dibawanya berbeda satu dengan yang lainnya.


Dari makan bersama dengan satu wadah, tiap individu ternyata hanya makan didepannya saja.Akhirnya makanan yang ditengah tidak terjamah, tidak termakan.Masuk sampah jadinya, mubadzir.Itupun berlaku menu sama ataupun berbeda.

Mereka mengklaim," aku sudah kenyang, aku sudah makan banyak tadi, kamu yang masih sedikit, " menyalahkan temannya.


Ada satu kejadian dimana memang tabiat tiap orang berbeda.

Ada yang mengambil lauk, atau makanan bawaan teman saat makan bersama dalam satu meja, bukan mencuri lho? Karena hal ini terlihat oleh si pemilik makanan yang terambil.

Mereka pikir satu meja, satu wadah bebas ambil, milikku ya milikmu, milikmu ya milikku.

Tidakkah kalian pahami bahwa hati siapa yang tahu.

Pemilik makananpun bisa juga jengkel ataupun bisa juga kecewa.

Aduh,aku saja belum kucicipi, kok sudah diambil," gumam dalam hati.

Pernah ada juga yang memang kebiasaannya, setiap kali makan, lauknya dimakan belakangan," ( jadi ingat waktu kecil dulu...) E... malah lauknya dimakan teman, pikirnya tidak mau makan lauknya..

Aduuuh...???? Kasian tu orang


Menu makanan posisi tengah yang tidak termakan itu, sejatinya mereka-mereka ini tidak menghendaki makan bersama.Terlalu dipaksakan memang.Mereka yang notabene jijik dengan tangan-tangan yang makan dalam satu meja atau satu wadah .

Sungguh ironis...

Lagi-lagi dengan dalih kebersamaan.

Jika tidak makan bersama, dibilang nggak kompak, nggak rukun, nggak mau bersama atau masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang bisa menyudutkan orang lain.


Nyatanya, dengan makan bersama dengan model ini,malah membuat satu dengan yang lainnya tidak nyaman.


So...

Semua tergantung pada kalian masing-masing.


Semoga bermanfaat, aamiin

Taman surgawi, Mojokerto

Muyaslana's family

Senin, 03 November 2014

MAKAN BERSAMA

Sebagai manusia, interaksi sosial memang sangat dibutuhkan agar terjalin suatu hubungan yang baik dengan sesama.

Di dunia kerja, ada suatu kebiasaan yang biasa dilakukan secara bersama.
MAKAN BERSAMA
Pada jam istirahat, biasanya "makan bersama" dilakukan para pekerja.Baik memang, juga menambah jalinan kekeluargaan antar teman.

Ada sisi lain yang mana " makan bersama" ini menjadi awal suatu masalah baru tentang pribadi individu, juga keluarganya.
Maksudnya dengan " makan bersama"  antar pekerja bisa tahu akan pribadi masing-masing, cara makannya, banyak sedikitnya makanan yang dimakan, menu makanan yang dimakan, atau masih banyak lagi yang menjadi pokok pembicaraan dari para pekerja.Apalagi para pekerja berasal dari beberapa karakter.

Beda lagi jika " makan bersama" para santri pondok yang notabene di ajari untuk menerima dengan ikhlas makanan yang tersaji , saling menghargai juga tidak suuzdon dengan sesama.Akan tetapi itupun tidak 100% berhasil, tinggal manusianya.Di pondok biasanya menu makanannya sama dimakan secara bersama-sama.

Oh sungguh menyenangkan.Saya bilang menyenangkan karena waktu itu saya merasakan sendiri bersama teman-teman KKN ( Kerja Kuliah Nyata ) di suatu desa di Dlanggu , Kabupaten Mojokerto.

Saat itu ada suatu jadual kegiatan berkunjung ke pondok pesantren menemui ulama pemilik sekaligus pengasuh pondok pesantren di desa itu.Beliau berbicara panjang lebar tentang kehidupan dan sekolah utamanya para mahasiswa.Setelah itu Beliau memberi saran agar saya juga teman-teman menemui santrinya yang dari Singapore.O, ternyata Dia adalah mantan anggota Dewan Singapore yang nyantri (= menuntut ilmu) di pondok tersebut.

Awal  bertemu dengan Beliau , Dia berbicara bahasa Indonesia yang kaku bercampur bahasa Inggris.

Kami dipersilahkan masuk ke kamar pondoknya dan menawarkan makan sore."eating", begitulah kira-kira Dia melontarkan tawaran makan.

Aku sontak jawab," yes,"....dengan cepat Dia memberi jempol kehadapanku,"good, good,!" Aku sempat kaget juga dibuatnya.

Dia sangat senang dengan sikap yang cekatan.Cara berjalanpun sangat cepat.MAKAN BERSAMA dalam satu wadah dengan menu yang sama.Nasi satupun tanpa tersisa, sungguh menghargai makanan yang tersaji.


Kembali ke pokok masalah diatas.Dari MAKAN BERSAMA itu, ada hal-hal yang bisa membuat rasa benci,rasa tidak suka jika makan bersebelahan.


"Ini silahkan, sambil menawarkan lauk kepada teman satu meja,".Temannyapun mengambilnya.Satu, dua hari..si penawar lauk merasa gerah jika bersebelahan dengan teman satu meja, e ...ternyata dia itu mau juga ya, dasar tak tau malu...emang istrinya masak itu-itu melulu...Apalagi ada yang tanpa permisi, main comot saja lauk temannya...Wah ini enak kali...ambil...

Ada juga yang cara makan sambil bersuara , akhirnya merasa jijik jika bersebelahan dengan temannya itu.


Inilah yang membuat jiwa tak tenang, karena makanan yang dimakannya ada yang tidak rela, tidak ridho kalau miliknya ada yang memakannya.Dan juga ada yang terganggu dengan ulah saat makan bersama.Lebih baik makan makanan sendiri dan tidak menjangkau makanan teman.Hal ini bisa membuat rasa syukur atas apa yang dibawanya.Semoga


Taman Surgawi, Mojokerto

Muyaslana's family